Rabu, 14 Maret 2012

Perilaku Konsumen (Resume)

Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil dari prensentasi kelompok dua mengenai "Perilaku Konsumen" :
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu :
1.    Berpikir jangka pendek (short term perspective).
2.    Tidak terencana (dominated by unplanned behavior).
3.    Suka berkumpul.
4.    Gagap teknologi (not adaptive to high technology).
5.    Berorientasi pada konteks (context, not content oriented).
6.    Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect).
7.    Beragama(religious).
8.    Gengsi (putting prestige as important motive).
9.    Budaya lokal (strong in subculture).
10.  Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment).


A.   PENDEKATAN PERILAKU KONSUMEN
1.  Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
     Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan            kepuasan.

 2. Pendekatan nilai guna Ordinal
     Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Persamaan antara dua pendekatan diatas adalah yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).

B.   KONSEP ELASTISITAS
Elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Elastisitas juga merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran.
1.  Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa tersebut.

2.  Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap.

3. Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas pendapatan.

    Untuk di Indonesia sendiri, tingkat perilaku konsumtif sudah berada pada level yang menghawatirkan. Sikap latah atau budaya ikut-ikutan demi gengsi adalah faktor utama yang membuat masyarakat Indonesia menjadi sangat konsumtif terhadap barang-barang branded dari luar. Agaknya mulai sekarang kita harus belajar mementingkan keperluan yang benar-benar urgent dibutuhkan, ketimbang harus membeli suatu barang hanya untuk menaikan gengsi dan pada akhirnya barang tersebut menjadi barang percuma tanpa kita bisa memaksimalkan penggunaan barang tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar